Peningkatan nilai tambah (value added) dalam bidang peternakan masih sering dinilai belum dapat memberikan pertumbuhan yang inklusif. Pertumbuhan inklusif merupakan pertumbuhan yang tidak hanya menguntungkan para peternak atau pelaku usaha di bidang peternakan berskala besar, tetapi juga meningkatkan peran serta para peternak atau pelaku usaha berskala kecil. Strategi pembangunan peternakan yang bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan yang inklusif dapat dilakukan dengan jalan menerapkan model pertumbuhan yang disertai dengan pemerataan (growth with equity) atau pertumbuhan yang berkualitas (quality economic growth).
Pengembangan
bisnis peternakan tidak serta merta secara otomatis mengurangi
kemiskinan dan menciptakan banyak lapangan pekerjaan. Bisnis di bidang
peternakan memerlukan penyesuaian-penyesuaian tertentu dari para
produsen. Bisnis di bidang peternakan merupakan bisnis yang menuntut
pengelolaan yang intensif (management intensive), mempunyai
resiko yang tinggi, baik karena penyakit maupun fluktuasi harga, dan
produksi peternakan membutuhkan investasi yang tidak sedikit.
Dampak
pertumbuhan dalam bisnis peternakan terhadap peternak berskala kecil
bergantung pada bagimana para peternak di perdesaan berperan serta dalam
pasar peternakan yang bernilai tinggi (high-value commodity) ini, baik secara langsung sebagai produsen atau melalui pasar tenaga kerja. Upaya
mendorong peran serta para peternak berskala kecil tersebut membutuhkan
infrastruktur pasar, peningkatan kemampuan teknis peternak, instrumen
manajemen risiko dan tindakan kolektif melalui berbagai organisasi
produsen.
KEMITRAAN USAHA DALAM MANAJEMEN RANTAI NILAI
Pengembangan
bisnis dalam industri peternakan dari hulu sampai ke hilir dalam
kenyataannya lebih banyak digerakkan oleh sektor swasta dan pasar.
Sebagai implikasinya di bagian hilir, peranan supermarket yang
mengandalkan manajemen rantai pasokan (supply chain management)
yang baik merupakan suatu keniscayaan. Kualitas dan standar yang
ditetapkan sering kali mempersulit para peternak berskala kecil
bertindak sendiri-sendiri untuk mengambil bagian di pasar ini, sehingga
perlu pertanian kontrak (contract farming) dan tindakan
kolektif dari berbagai organisasi produsen yang ada. Di samping itu,
kinerja pasar peternakan sering kali terganggu oleh infrastruktur yang
buruk, jasa pendukung yang tidak memadai, dan kelembagaan yang lemah
sehingga meningkatkan biaya transaksi dan volatilitas harga. Oleh karena
itu, peran serta para peternak berskala kecil sangat tergantung dengan
berfungsi atau tidaknya pasar peternakan tersebut secara efisien.
Kemitraan usaha dalam manajemen rantai nilai menjadi sesuatu yang penting dilakukan untuk
kesinambungan usaha, meningkatkan sumberdaya kelompok mitra, dan
peningkatan skala usaha, dalam rangka menumbuhkan dan meningkatkan
kemampuan kelompok mitra secara mandiri. Dengan adanya kemitraan usaha
berarti menggambarkan kesepakatan satu pelaku untuk melakukan
tindakan yang memiliki nilai ekonomi kepada pihak lain. Hal ini akan
mengurangi terjadinya pelanggaran-pelanggaran dalam sistem manajemen,
bahkan mampu meningkatkan koordinasi antar level. Maka dari itu,
kemitraan usaha dapat terjalin secara baik bila terdapat saling
ketergantungan yang saling menguntungkan. Adanya kemitraan usaha dalam
kegiatan on-farm (contract farming) dapat membangun
spesialisasi kerja yang akan meningkatkan produktivitas, mengurangi
biaya transaksi yang akan meningkatkan efisiensi usaha, pembagian risiko
(sharing risk), adanya jaminan pemasaran hasil dan mendekatkan akses terhadap program-program pemerintah.
Jika dilihat dari pihak perusahaan mitra, terdapat beberapa manfaat dengan adanya sistem contract farming dengan
peternak mitra. Manfaat yang paling penting bagi perusahaan antara
lain, adalah: (1) Mudah mendapatkan tenaga kerja (buruh); (2) Mengurangi
biaya untuk investasi; (3) Mudah memasarkan sarana produksi peternakan;
(4) Mudah mendapatkan hasil ternak (daging, telur, dan susu); (5)
Perusahaan memiliki kendali terhadap kuantitas, kualitas, waktu penyaluran (delivery)
dan kontinuitas pasokan produk hasil ternak untuk berbagai tujuan atau
segmen pasar. Kemitraan usaha pun mampu memberikan manfaat dalam konteks
resiko yang lebih rendah dan harapan yang lebih baik dari sisi
penerimaan (pendapatan).
Kontrak
antara peternak dengan perusahaan industri pengolahan akan mendorong
peternak untuk menghasilkan produk ternak dengan tingkat produktifitas
dan kualitas yang lebih baik, karena peternak diharuskan untuk
menerapkan teknik budidaya serta penanganan pasca panen yang telah
direkomendasikan. Selain itu, peningkatan produktivitas melalui
kemitraan usaha dilakukan dengan menerapkan bimbingan teknis dan manajemen serta penataan lingkungan, sehingga mortalitas berkurang dan feed conversion
yang ideal dapat dicapai. Adanya kemitraan usaha berarti mampu
memperluas tujuan pasar (pasar tradisional maupun pasar modern) dan
dapat memperdalam industri pengolahan hasil dengan berbagai produk asal
ternak (daging, telur dan susu), serta mampu menjamin pemasaran dan
kepastian harga, terutama pada sistem kontrak harga.
Namun,
disisi lain membangun kemitraan usaha di bidang peternakan pun mampu
memberikan dampak negatif bila pengelolaannya tidak berjalan efektif,
antara lain: (1) Perusahaan dapat meminta peternak melakukan up-grade
kandang atas biaya peternak; (2) Dapat menimbulkan manipulasi input,
seperti misalnya DOC dan pakan ternak, ada kemungkinan DOC dan pakan
kualitas prima digunakan untuk budidaya perusahaan sendiri dan yang
kualitas lainnya diperuntukkan peternak mitra; (3) Kontrak dengan
pembagian keuntungan yang kurang adil berdasarkan share biaya;
(4) Penghentian kontrak lebih awal dari perusahaan, bisa merugikan
peternak karena sudah mengeluarkan modal untuk membangun kandang; (5)
Perusahaan meminta peternak melakukan renovasi atau meningkatkan
peralatan kandangnya atas biaya peternak; (6) Peternak
mendapatkan harga input yang sedikit lebih tinggi dibandingkan sebagai
peternak mandiri, karena pada dasarnya perusahaan inti telah
memperhitungkan tingkat suku bunga komersial; dan (6) Peternak rakyat
yang tergabung dalam contract farming umumnya mendapatkan
peluang harga jual yang lebih rendah dari harga pasar. Oleh karena itu,
perlu dipahami secara komperhensif dan holistik dalam membangun
kemitraan usaha di bidang peternakan dengan meletakkan model
integrasi vertikal secara tepat, memperhatikan dinamika harga masukan
dan keluaran peternakan, struktur dan skala pengusahaan diseimbangkan,
memperhatikan aspek kemitraan kini dan mendatang, pentingnya memahami
kewirausahaan dan konsolidasi kelembagaan di tingkat peternak rakyat.
DUKUNGAN PEMERINTAH
Untuk
menciptakan pertumbuhan yang inklusif, penguatan dan pemeliharaan
kerjasama dalam rantai nilai industri peternakan mutlak diperlukan.
Melalui kemitraan usaha dapat terbentuk hubungan kerja sama antara
peternak, perusahaan maupun pembeli yang bersifat lebih spesifik dan
berfokus pada volume, distribusi, lead time, dan mutu. Para pelaku dalam
binsis industri peternakan hendaknya mampu menciptakan pola kemitraan
yang mapan dan terpadu serta saling membutuhkan dengan tetap
memperhatikan kualitas dan kontinuitas.
Peningkatan
nilai tambah di bidang peternakan melalui kemitraan usaha akan lebih
efektif apabila ada dukungan yang tepat dari pemerintah dalam bentuk political will and political actions. Bentuk dukungan pemerintah dalam membangun kemitraan usaha di bidang peternakan, antara lain, pertama,
penerapan hukum dan peraturan yang tidak menghambat pengembangan usaha
peternakan dalam membangun kemitraan usaha. Kemitraan usaha di bidang
peternakan harus didukung dan dilindungi oleh sistem dan penegakan hukum
yang berbiaya rendah. Kedua, seyogianya pemerintah mampu mengembangkan dan memperbaiki infrastruktur dalam membangun kemitraan usaha itu sendiri. Ketiga,
pemerintah seyogianya memberikan perlindungan kepada peternak rakyat
dari eksploitasi dalam kegiatan kerjasama dengan pihak industri dengan
cara mengecek kelayakan finansial dan kapasitas manajerial industri
(perusahaan) sehingga akan mampu menghasilkan bisnis yang menguntungkan
bagi seluruh pihak. Keempat, pemerintah seyogianya membantu
dalam pengembangan sistem informasi yang terintegrasi yang memadukan
informasi di setiap bagian yang terlibat dalam sistem rantai pasokan.
Diharapkan dengan dukungan pemerintah di atas, kemitraan usaha di bidang
peternakan dapat berjalan dengan efektif sehingga dapat meningkatkan
nilai tambah dan pada akhirnya pula dapat meningkatkan dayasaing
produk-produk peternakan. Disamping itu, pembangunan peternakan dapat
menciptakan sasaran ganda, yaitu menciptakan pertumbuhan dan sekaligus
pemerataan pendapatan (growth with equity).
Sumber : Trobos, Mei 2009
Oleh Dr. Ir. Arief Daryanto, Mec
Ndan apakah masih mencari mitra buat peternakan? Kami disini petani cacing baru dan masih bingung mencari mitra usaha ndan
BalasHapus