Limbah kotoran ternak
bermanfaat untuk pertanian, tidak hanya untuk sekali tanam, melainkan
untuk musim tanam berikutnya karena kesuburan tanah tetap terjaga.
Kotoran ternak harus diproses secara fermentasi atau dengan cara
bioteknologi. Limbah ternak juga bisa diolah untuk budidaya cacing
tanah. Budidaya cacing tanah yang disebut lumbricus rubellus (CTLR) ini
bisa menambah potensi peternak karena manfaatnya sangat banyak.
Disnak Situbondo telah
memberikan penyuluhan dan memberi fasilitas kepada petani berupa
pembuatan pabrik biologis budidaya CTLR dengan memanfaatkan limbah
seperti limbah rumah tangga, kotoran ternak atau bahan organik lainnya.
Menurut Kepala Bidang Produksi
Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Situbondo, drh Hasanuddin Riwamsia,
awalnya kegiatan ini hanya merupakan pabrik penghasil pupuk organik
berupa kascing atau kotoran cacing. Namun seiring dengan
perkembangannya, kini biomassa
afkir atau cacing yang sudah tidak produktif, diolah sebagai bahan baku
utama pakan udang, ikan kerapu, dan ber-bagai budidaya hewan akuatik
lainnya. Sejak saat itulah masyarakat Situbondo mulai melirik kegiatan
produktif ini.
Hasanuddin menuturkan,
sebelumnya di Situbondo telah dibentuk kelompok peternak bernama “Karya
Abadi” beranggotakan 20 orang di Kecamatan Banyuputih. Kelompok peternak
ini difasilitasi bantuan modal Pemkab Situbondo.
Kemudian secara berantai, kegiatan yang berpangkal dari peter-nak sapi tersebut, mengolah limbah ternak sapi dengan proses fermentasi pada bak
fermentasi (instalasi limbah) untuk diberikan sebagai pakan ternak
cacing tanah. Pada proses ini cacing tanah berkembang biak dengan
menghasilkan telur serta kotoran cacing sebagai pupuk organik ramah
lingkungan, dan cocok untuk ber-bagai jenis tanaman dengan ukuran 2
ton/ha lahan.
Selanjutnya, di Kecamatan
Kapongan, limbah ternak sapi lebih didayagunakan lagi. Sebelum
dihidangkan pada CTLR, kotoran he-wan terutama sapi dimanfaatkan
biogasnya terlebih dulu. Dalam proses Biogas ini setiap 2 ekor sapi akan
menghasilkan 1 titik lam-pu dan kompor untuk sekali masak setiap hari.
Limbah pem-buangan biogas yang disebut Salat inilah nantinya juga diberikan ke CTLR sebagai pakan untuk budidaya pengembangan ternak cacing tanah.
Menurut Hasanuddin, 1 kg CTLR
per bulan bisa menghasilkan pupuk organik dari kotoran cacing rata-rata
10 kg untuk substitusi pemenuhan kebutuhan pupuk petani. Selain itu juga
bisa untuk upaya rehabilitasi petak-petak pertambakan intensif, dan
peternak pemula. Selain itu dalam waktu 4 bulan pertama, tiap kilogram
CTLR dapat berkembang menjadi 4 kg CTLR dewasa produktif dan anakan,
serta telur yang dapat menjamin kelangsungan panen atau pen-jualan
biomassa afkir perbulan dengan harga standar dan layak sebagai
pendapatan peternak.”Pelaksanaannya sangat sedehana dan mudah. Bahkan
secara masal bisa dilakukan peternak dengan kelompok atau perorangan,
baik terintegrasi dengan kandang sapi maupun ter-pisah,” katanya. Kini
pengembangan kegiatan itu didukung APBD, dan sudah terbentuk 3 kelompok
peternak, di kecamatan Mangaran, Panaru-kan, dan Panji dengan anggota 20
orang.
Saat ini selain hewan akuatik,
pangsa pasar biomassa CTLR berkembang ke pakan burung berkicau. Hal ini
membuktikan bahwa kandungan nutrisi pada CTLR memang multiguna. Disnak
Situbondo lalu mengembangkan kegiatan ini untuk lebih memberdayakan
masyarakat peternak binaannya. Hasanuddin menuturkan, upaya
meman-faatkan limbah dan kotoran sapi melalui bioteknologi ternak CTLR
merupakan potensi usaha dengan motto ”The Red Gold for Green Life.” Artinya kegiatan ini mudah dilakukan dan cocok dengan kondisi masya-rakat Indonesia.
Selain dapat pula membantu
mengurangi pengangguran, sekaligus mengikis kemiskinan. Atau bahkan
memanfaatkan ekosistem pertanian dengan organiknya, ekosistem
pertambakan dan hewan akuatik lainnya.”Kegiatan ini juga mendidik
masyarakat untuk membiasakan menjaga lingkungan kandang agar lebih asri,
sehat dan menarik serta lebih jauh dapat menjadikan bangsa yang sehat,
produktif dan cerdas,” ujarnya. *
sumber : http://pertanian-tasurun.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar